Selasa, 28 Oktober 2014

Selamat Hari Sumpah Pemuda!

Museum Sumpah Pemuda adalah sebuah museum sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia yang berada di Jalan Kramat Raya No. 106, Jakarta Pusat dan dikelola oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia. Museum ini dibuka untuk umum, setiap hari Selasa sampai dengan Jumat dari pukul 08.00 hingga 15.00, setiap Sabtu dan Minggu pada pukul 08.00—14.00 WIB, dan setiap hari Senin dan hari besar nasional museum ini ditutup untuk umum.

Awalnya gedung Kramat 106 adalah tempat tinggal para pelajar Jong Java sejak 1925 yang mereka sewa dengan tarif 12,5 gulden per orang setiap bulan, atau setara dengan 40 liter beras waktu itu.
Selain sebagai tempat tinggal para pelajar yang kebanyakan merupakan pelajar Sekolah Pendidikan Dokter Hindia alias Stoviadan dari sekolah tinggi hukum RHS, Gedung Kramat 106 juga sering digunakan sebagai aktifitas kepanduan dan keolahragaan juga menjadi markas Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia (PPPI), yang berdiri pada September 1926.

Saat ini, Museum Sumpah Pemuda ini memiliki koleksi dengan keseluruhan total berjumlah 2.867 koleksi.








Jumat, 03 Oktober 2014

Jaringan KAGUM Hotels Apresiasi Hari Batik Nasional




                    Hari Batik Nasional yang diperingati pada tanggal 2 Oktober 2014, merupakan salah satu wujud kecintaan bangsa Indonesia terhadap warisan budaya asli Indonesia. Hari Batik Nasional ini telah disepakati sejak disahkan oleh PBB pada tahun 2009, dan tujuannya untuk dapat mendorong dalam pelestarian dan pengembangan batik, khususnya bagi para generasi muda dan masyarakat pada umumnya.
                Hari Batik Nasional ini juga diperingati oleh seluruh Jaringan KAGUM Hotels, yang dengan serentak  menggunakan pakaian batik pada tanggal 2 Oktober 2014. Grand Tjokro Yogyakarta yang berada di bawah naungan KAGUM Hotels turut memberikan apresiasi sebagai wujud cinta terhadap batik yang merupakan warisan kebudayaan Indonesia. Terlebih Grand Tjokro yang berada di Kota Yogyakarta, dimana budaya Batik masih sangat terasa kental di kota ini, terlebih untuk batik Jogja yang beraneka ragam.
Menurut General Manager Grand Tjokro Yogyakarta , Ibu Asteria T. Hesty mengungkapkan bahwa “Hari Batik perlu dirayakan secara khusus terlebih di Kota Yogyakarta yang sangat tinggi nilai budayanya. Terlebih lagi kota Jogja yang merupakan produsen batik Jogja dan itu perlu dilestarikan dan kita sebagai masyarakat Jogja harus bangga mengenakan busana batik, tutur Ibu Asteria”. Ibu Asteria juga menambahkan seluruh hotel unit Dari Medan Hingga Bali dihimbau menggunakan pakaian batik untuk seluruh karyawan/i dan didokumentasi, dokumentasi tersebut akan dikompilasi serta serentak akan diunduh ke semua social media dan siaran pers.
Selain itu apresiasi besar juga terlihat dari 3 hotel Kagum Jawa Tengah, Grand Tjokro Yogyakarta, Grand Tjokro Klaten, dan Zodiak@Cokro. 3 hotel ini serentak pada 2 Oktober mengunjungi beberapa line business dengan membawa berbagai menu angkringan yang merupakan salah satu promo menu Grand Tjokro di hari Jumat. Kegiatan ini dilakukan karena salah satu bentuk membangun persahabatan diantara Grand Tjokro dengan klien.
Kegiatan ini tentu semakin menyemarakkan hari batik nasional yang tentu dapat dilakukan dengan cara apa saja. Kegiatan positif yang bermanfaat tetapi tetap mengutamakan budaya Indonesia. Mencintai ragam kebudayaan menciptakan kedamaian dalam keragaman, dan tentu saja membawa hal positif yang dapat berkembang dan dibuktikan dengan mendapatkan pengakuan dari dunia, inilah yang diciptakan dari batik. Potongan kain-kain bermotif, tetapi dapat membuat bangga dan menceritakan kekhasan budaya Indonesia.